sumber : https://id.wikipedia.org |
Pakubuwana III atau Sampeyandalem Ingkang
Sinuhun Kangjeng Susuhan Pakubuwono III adalah raja kedua dari Kasunanan
Surakarta menggantikan ayahnya, Pakubuwana II. Dia memerintah dari tahun 1749
hingga tahun 1788. Dia juga merupakan raja pertama dari keturunan Mataram yang
dilantik oleh Belanda.
Nama Asli dari Pakubuwana III adalah Raden
Mas Suryadi. Ayahnya Pakubuwana II dengan ibunya permaisuri GKR(Gusti Kanjeng
Ratu) Hemas, putri Pangeran Purbaya dari Lamongan(juga putra Pakubuwana I).
Tahkta menjadi milik Pakubuwana III dari
tanggal 15 Desember. Dia diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya yang telah
meninggal karena sakit keras. Pakubuwana III dilantik oleh gubernur VOC bagian
timur laut pesisir Jawa, yaitu Baron von Hohendoff.
Pada masa awal pemerintahannya, dia
melanjutkan Perang Suksesi Jawa ketiga yang belum sempat diselesaikan ayahnya.
Dalam permberontakan dia harus melawan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said.
Pangeran Mangkubumi sendiri telah memberontak
semenjak tahun 1746. Para pemberontak mengangkat Pangeran Mangkubumi sebagai
raja mereka dengan Mas Said sebagai patihnya di tanggal 12 Desember tahun 1749
di markas besar mereka, daerah lama Mataram.
Kedaultan Yogyakarta
Pemberontak semakin memperkuat pasukan
mereka. Pejabat dari Surakarta yang mendukung para pemberontak dan bergabung
dengan mereka juga semakin banyak. Meski begitu para pemberontak tidak dapat
mengusir Pakubuwana III dari istananya karena perlindungan VOC.
Tahun 1752 Mas Said dan Mangkubumi terpecah,
akibatnya VOC menawarkan perdamaian kepada salah satu pihak, yaitu Mangkubumi
dari tahun 1754. Setelah perundingan-perundingan akhirnya tercipta kesepakatan
berupa Perjanjian Giyanti di tanggal 13 Februari 1755.
Perjanjian Giyanti berisi tentang pengakuat
kedaulatan Mangubumi sebagai raja keturunan Mataram yang telah menguasai
setengah wilayah Pakubuwana III. Mangkubumi akhirnya menjadi raja pertama dari
istana Yogyakarta di tahun 1756 dengan gelar Hamengkubuwana I.
Kerajaan dari Hamengkubuwana I akan lebih
dikenal dengan nama Kesultanan Yogyakarta. Sedangkan kerajaan yang dipimpin
oleh Pakubuwana III, setengah dari Kartasura menjadi Kasunanan Surakarta.
Akhir Pemberontakan Mas Said
Perjanjian Giyanti mengikat Hamengkubuwana I
untuk ikut VOC dan Pakubuwana III melawan Mas Said. Mas Said yang mulai
terdesak akhirnya bersedia untuk berunding dengan VOC di tahun 1756.
Pada bulan Maret di tahun 1757 menjadi puncak
perundingan, Mas Said menyatakan setia terhadap VOC, Surakarta dan Yogyakarta
dalam perjanjian Salatiga. Mas Said setelah itu bergelar Mangkunegara I degan
daerah kekuasaannya bernama Mangkunegaraan yang diberikan Pakubuwana yang
terdapat di wilayah Surakarta.
Sisa Pemberontak
Tahun 1757 membuat suasana baru di Pulau Jawa
karena masih panasnya pemberontakan dalam skala kecil. Pemberontakan dipimpin
oleh Pangeran Singosari, paman Pakubuwana III dengan pusat pemberontakannya di
Jawa Timur.
Awalnya Pangeran Singosari ikut dalam
kelompok Mangkubumi dan Mas Said, sekarang dia independen. Dia melanjutkan
pemberontakan bersama keturunan Untung Suropati di daerah Malang. Lalu mendapat
penawaran damai yang diajukan Pakubuwana III dan Hamengkubuwana I, tetapi
ditolaknya.
Pada tahun 1767, VOC menyerang Jawa Timur dan
berhasil menangkap Pangeran Singosari setahun setelahnya, yaitu tahun 1768. Pengadilan
menjatuhinya hukuman pengasingan, tetapi dia meninggal terlebih dahulu di
tahanan Surabaya. Pada tahun 1711, keturunan terakhir Untung Suropati berhasil
ditangkap.
Akhir Pemerintahan
Pakubuwana III seumur hidupnya tunduk pada
keputusan VOC. Dia menunjukkan ketergantungan terhadap bangsa Belanda itu.
Karena kelemahan politiknya, suasana siding istana jadi tegang.
Pranala Sumber :
Comments
Post a Comment