![]() |
sumber : https://id.wikipedia.org |
Trunajaya atauTrunojoyo bergelar Panembahan
Maduretno adalah bangsawa Madura yang melakukan pemberontakan terhadap
Amangkurat I dan Amangkurat II dari Mataram. Tahun 1677, pasukannya yang
bermarkas Kediri berhasil menjarah kerato Mataram dan menyebabkan Amangkurat I
melarikan diri dan meninggal dalam pelariannya. Trunajaya akhirnya berhasil
dikalahkan Mataram di tahun 1679 berkat bantuan VOC.
Pemberontakan Trunajaya
Awalnya ditandai atas ketidakpuasan terhadap
Amangkurat I yang juga dirasakan oleh Mas Rahmat. Namun Mas Rahmat tidak mau
memberontak secara terang-terangan dan diam-diam meminta bantuan dari Raden
Kajoran, Panembahan Rama. Panembahan Rama kemudian mengenalkan menantunya,
yaitu Trunajaya, putra Raden Demang Melayakusuma sebagai alat pemberontakan
Raden Rahmat.
Trunajaya dengan cepat membentuk laskarnya
dengan rakyat Madura yang tidak menyukai penjajahan Mataram. Awalnya dia
menculik Cakraningrat II yang diasingkan ke Lodoyo, Blitar. Tahun 1674,
Trunajaya berhasil merebut kekuasaan Madura dan meproklamirkan diri sebagai
raja merdeka di Madura Barat. Pemerintahannya didukung oleh rakyat Madura
karena menganggap Cakraningrat II telah mengabaikan pemerintahannya.
Kemudian dia bekerja sama dengan kelompok
warga Makasar pendukung Sultan Hasanuddin yang telah dikalahkan oleh VOC.
Kelompok itu dipimpin oleh Karaeng Galesong dengan pusatnya di Demung,
Panarukan. Mereka setuju untuk bergabung dengan Trunajaya dan memerangi
Amangkurat I serta Mataram yang bekerja sama dengan VOC.
Untuk mempererat hubungan, Trunajaya
menikahkan putrinya dengan Karaeng Galesing. Trunajaya juga mendapat dukungan
dari Panembahan Giri, Surabaya yang tidak menyukai pemerintahan Amangkurat
karena tindakannya terhadap para ulama penentangnnya.
Gabungan dari Madura, Makasar dan Surabaya
pimpinan Trunajaya berhasil mendesak Amangkurat I. Trunajaya yang tidak
bersedia menyerahkan kepemimpinannya kepada Mas Rahmat menyebabkan konflik dan
membuat Mas Rahmat kembali ke pihak ayahnya, Amangkurat I.
Tanpa diduga, Trunajaya berhasil menyerang
istana Plered dan membuat Amangkurat I melarikan diri dari istananya ke arah
barat. Amangkurat I mulai lemah dan meninggal dalam pelariannya. Dia dimakamkan
di tempat benama Tegal Arum, membuat dia dijuluki Sunan Tegal Arum.
Mas Rahmat kemudian dinobatkan sebagai
Amangkurat II dan secara resmi Mataram bersekutu dengan VOC untuk melawan
Trunajaya. Perjajian denganVOC tersebut dikenal sebagai Perjanjian
Jepara(September 1677) dengan isi Amangkurat II harus menyerahkan pesisir Utara
Jawa jika VOC membantu kemenangan terhadap Trunajaya.
Setelah kemenangan itu, Trunajaya bergelar
Panembahan Maduretno dan mendirikan pemerintahannya sendiri. Hampir seluruh
wilayah pesisir Jawa jatuh ditangannya meski tidak banyak wilayah pedalaman
yang setia kepadanya dan membela Mataram. VOC sebelumnya menawarkan perdamaian
denga Trunajaya dengan kehadirannya secara pribadi di benteng VOC di Danareja,
tetapi hal itu ditolak Trunajaya.
Kekalahan atas VOC
VOC yang saat itu di bawah pimpinan Gubernur
Jendral Cornelis Speelman memusatkan kekuataanya melawan Trunajaya yang menolak
perdamaian. VOC mengerah pasukan Bugis di laut dengan pimpinan Aru Palakka dari
Bone untuk mendukung peperangan laut melawan Karaeng Galesong. Pasukan Maluku
melakukan serangan darat besar-besaran dengan pimpinan Kapitan Jonker bersama
pasukan Amangkurat II.
Pada April 1677, Speelman bersama pasukan VOC
menyerang Surabaya dan menguasainya. Kekuatan gabungan dari Speelman sekitar
1500 orang terus mendesak Trunajaya. Sedikit demi sedikit benteng Trunajaya
dikuasai oleh VOC.
Pada akhirnya Trunajaya dikepung dan menyerah
di lereng Gunung Kelud pada tanggal 27 Desember kepada Kapitan Jonker.
Trunajaya kemudian diserahkan ke Amangkurat II yang berada di Payak, Bantul.
Pada 2 Januari 1680, Amangkurat II menghukum mati Trunajaya.
Amangkurat II memindahkan Keraton Plered yang
ambruk ke Kartasura. Mataram berhutang biaya perang yang besar kepada VOC dan
untuk membayarnya diserahkanlah kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa.
Cakraningrat II juga diangkat kembali menjadi penguasa Madura oleh VOC.
Akhirnya VOC terlibat penentuan suksesi kekuasaan Madura mulai saat itu.
Pranala Sumber :
Comments
Post a Comment