Nero Claudius



Nero Claudius merupakan kaisar terakhir Romawi pada dinasti Julio-Claudian. Dia memiliki nama panjang Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus. Dia diadopsi oleh pamanya yang seorang kaisar yaitu Claudius.
 
Seperti Claudius, Nero dijadikan sebagai seorang kaisar dengan persetujuan dari penjaga Praetorian. Ibu Nero, Agrippina(saudara Caligula serta anak dari Agrippina) mungkin mencampuri kematian Claudius serta pencalonan Nero sebagai kaisar.

Agrippina mendominasi pemerintahan awal yang dijalankan oleh kaisar Nero Claudius. Dia mempengaruhi setiap keputusan Nero. Setelahnya dia diusir dan dalam lima tahun pemenrintahan Nero, Agrippina mati terbunuh.

Bertahun-tahun di awal pemerintahannya, Nero puas telah dibimbing oleh ibunya, gurunya bernama Lucius Annaeus Seneca serta prefek bernama Praetori-nya bernama Sextus Afranius Burrus.

Seiring berjalannya waktu, Nero memaikan perannya sebagai kaisar dengan mandiri. Secara aktif dia ikut serta dalam pemerintahan dan kebijakan luar negeri. Selama dia memerintah, jendral besar Corbulo sukses dalam perangnya dan menegosiasikan perdamaian dengan Kekaisaran Parthia.

Jendralnya bernama Suetonius Paulinus menghancurkan pemberontakan besar yang terjadi di Inggris. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Ratu Iceni bernama Boudica. Dengan cepat Kerajaan Bosporos bergabung dengan Kekaisaran dan Perang Yahudi-Romawi pertama dimulai.

Nero memusatkan pemerintahannya pada diplomasi, perdagangan dan budaya kekaisaran. Dia memesan teater yang tengah dibangun dan mempromosikan permainan atletik. Dia menampilkan penampilan actor, penyair, musisi dan kusir pada keramaian publik.

Di mata kaum yang menganut kepercayaan secara tradisi, hal ini dianggap sebagai perusakan martabat, otoritas, status serta jabatannya. Programnya terlalu boros untuk penampilan publik dan meluaskan privasinya. Kalangan atas membencinya karena harus memberikan iku mendanai dari pungutan pajak mereka.

Namun bagi kelas bawah, kebudayaan yang digelar oleh Nero sangat mereka sukai hingga semua rakyat dari provinsi-provinsi Romawi. Hal itu tetap bertahan semenjak kematiannya dan seterusnya.

Pada 68 AD, Vindex, seorang gurbenur dari wilayah Galia, Gallia Lugdunensis memberontak. Pemberontakkannya didukung oleh Galba, gurbenur dari Hispania Tarraconensis. Tujuan dari Pemberontakan Vindex gagal karena Nero melarikan diri dari Roma.

Otoritas sipil serta militer di Roma  diserahkan kepada Galba sebagai kaisar yang baru. Pada 9 Juni 68 M Nero meninggal setelah mengetahui  akan dihukum mati di depan publik sebagai seorang musuh Romawi.

Nero dikenal sebagai kaisar pertama yang bunuh diri. Kematiannya mengakhiri dinasti Julio-Claudian. Lalu dia memicu terbentuknya Tahun Empat Kaisar yang sangat singat periodenya karena perang saudara.

Nero sering kali dikaitkan dengan raja tiran dan pemborosan sumber daya. Sebagian besar sumber sejarah Romawi seperti Suetonius da Cassius Dio menyebutkan penilaian buruk terhadap kepribadian dan pemerintahan Nero.

Tacitus mengklaim bahwa para orang-orang romawi mengganggap Nero sebagai komplusif dan tukang korup. Suetonius menyatakan Domus Aurea, Api Besar Romawi, adalah rencana milik Nero Claudius.

Taticus juga mengganggap bahwa Nero menangkap orang-orang Kristen sebagai kambing hitam dan membakar mereka hidup-hidup. Hal itu digambarkannya dengan kekejaman pribadi Nero.

Sejarawan modern masih mempertanyakan sumber-sumber kuno yang menyatakan tindakan tirani Nero. Beberapa sumber memberikan respon positif pada Nero seperti disukai oleh kaum bawah, terutama dari kekaisaran bagian timur.

Di kekaisaran bagian timur muncul legenda bahwa Nero belum mati dan akan kembali. Hal itu memicu setidaknya tiga pemberontakan setelahnya. Para pemimpinnya menggunakan embel-embel "Nero Reborn" untuk mendapatkan dukungan rakyat.

Pranala Sumber :

Comments