Hubungan Cleopatra VII dengan Gaius Julius Caesar



Kedatangan Ptolemeus XII di Aleksandria sebagai kepala pasukan menentang jelas permintaan Caesar untuk membubarkan diri. Cleopatra mengirim utusan ke Caesar setelah mendengar desas-desus perselingkuhannya dengan wanita kerajaan di Aleksandria.

Lalu secara pribadi Cleopatra datang menemui Caesar di Alexandria. Ptolemeus XIII menyadari saudara perempuannya berada di istana dan menemani Caesar secara langsung. Setelah itu Ptolemeus membuat kerusuhan di Alexandria dan akhirnya ditangkap Caesar.

Caesar kemudian membawa Cleopatra menemui Ptolemeus XIII di majelis Aleksandria. Di sana Caesar membacakan surat wasiat Ptolemeus XII yang sebelumnya dipegang Pompey. Surat itu menyatakan Ptolemeus XIII dan Cleopatra sebagai penguasa Mesir bersama.

Setelah itu Caesar membuat saudara Cleopatra yang lain, yaitu Arsinoe IV dan Ptolemy XIV sebagai penguasa Siprus. Ptolemeus menganggap perjanjian tersebut menguntungkan untuk Cleopatra. 

Ptolemeus melihat bahwa pasukanya berjumlah 20.000 termasuk Gabiniani berkemungkinan besar dapat mengalahkan empat ribu pasukan Caesar. Dia memutuskan untuk menyerang Caesar dan Cleopatra di Aleksandria dengan komando Potheinos. 

Potheinos menjadikan Achillas sebagai pemimpin penyerangan ke Aleksandria. Setelah Caesar berhasil menumpas Potheinos, Arsinoe IV bergabung dengan Achillas untuk menyerang Aleksandria. Guru Achillas, Ganymedes membunuh Achillas dan mengambil posisinya.

Ganymedes lalu menipu Caesar dengan meminta kehadiran tawanan Ptolemius XIII yang tadinya negosiator. Setelah itu pengepungan di istana Aleksandria terjadi. Caesar dan Cleopatra terjebak bersama-sama di dalamnya hingga tahun 47 SM.

Setelah itu pasukan bantuan Cesar tiba oleh pimpinan Mithridates dan Antipater. Ptolemeus XIII dan Arsinoe IV menarika pasukan mereka hingga sungai Nil. Ptolemeus XIII mencoba melarikan diri dengan kapal terbaik, tetapi tenggelam di tengah jalan.  Asirnoe IV diasingkan ke Kuil Artemis di Efesus. Cleopatra tidak muncul dalam perang karena diduga sedang mengandung anak Caesar.

Caesar memiliki kewenangan hokum untuk menyelesaikan sengketa di dinasti Mesir. Dia tidak mau mengulangi kesalahannya dengan mengankat Berenice IV sebagai penguasa tunggal dan menjadikan Ptolemius XIV sebagai penguasa bersama Cleopatra. Sebagai saudara kandung Ptolemius XIV dan Cleopatra menikah. Meski telah bersuami, Cleopatra mengembangkan perselingkuhan dengan Caesar. 

Caesar bergabung dengan Cleopatra dalam pelayaran Sungai Nil. Mereka bertamasya ke monument-monumen Mesir. Caesar sendiri tertarik dengan pelayaran tersebut karena geografi. Dia membaca karya-karya Eratosthenes dan Pytheas dan ingin menemukan sumber sungai dan kembali sebelum mencapai Ethiopia.

Pada April tahun 47 SM, Caesar pergi ke Mesir. Dia menghadapi Pharnaces II dari Pontus, putra Mithridates VI yang menimbulkan masalah bagi Roma di Anatolia. Ada kemungkinan Caesar menikah dengan Calpurnia, seorang wanita terkenal dari Romawi.

Caesar menghindari keterlibatannya dengan Cleopatra terlebih ketika Cleopatra melahirkan anak mereka. Caesar lalu meninggalkan tiga legiun di Mesir. Kemudian dalam komando Rufio, leguin Mesir menjadi empat. Cleopatra yang posisinya sedang lemah saat itu diamankan agar kondisi tetap terkendali.

Caesarion akhirnya lahir pada 23 Juni 47 SM dengan nama awalnya “Pharaoh Caesar” atau “Firaun Caesar”. Setelah pernikahannya dengan Calpurnia, Caesar tetap tidak memilki anak. Dia juga membisu bila ditanya masalah Caesarion. Karena itu Cleopatra berulang kali mengakusisi Caesarion sebagai keturunan Caesar.

Cleopatra dan Ptolemeus XIV mengunjungi Roma pada akhir 46 SM. Mereka menginap di Horti Caesaris. Caesar memberikan keduanya status seperti ayah mereka, yaitu “sekutu rakyat Romawi”.

Pada September 46 SM, Caesar mendirikan Kuil Benus Genetrix. Di dalamnya terdapat patung emas Cleopatra. Pada 1 Januari 45 SM ditetapkan sebagai awal dari kalender Julian. Caesar menyusunya bersama anggota Cleopatra bernama Sosigenes.

Kehadira Cleopatra di Roma mungkin berefek pada festival Lupercalia, sebulan sebelum pembunuhan Caesar. Caesar dibunuh pada Ides of March(14 Maret 44 SM). Setelah kematian Caesar, Cleopatra masih menetap di Roma hingga pertengahan April.

Cleopatra pada masa-masa tersebut mengklaim Caesarion sebagai pewaris Caesar. Namun usahanya gagal karena surat wasiat Caesar yang menunjuk Octavian sebagai ahli waris. Octavian sampai di Italia dan pada waktu yang sama Cleopatra memutuskan untuk kembali ke Mesir.

Beberapa bulan kemudian, Cleopatra membunuh Ptolemius XIV dengan racun. Setelahnya dia mengangkat anaknya, Caesarion sebagai penggantinya.

Pranala Sumber :

Comments