Hutan Cedar(Mesopotamia)


https://pixabay.com/illustrations/night-sky-milky-way-stars-cosmos-2066454/
sumber : https://pixabay.com

Hutan Cedar dalam mitologi Mesopotamia adalah ranah suci para dewa. Hutan tersebut di lindungi oleh sesosok monster liar bernama Humbaba. Hutan itu terletak di Gunung Lebanon dan tidak ada orang yang berani memotong sebatang pohon pun.

Dalam kisah Epik Gilgamesh, hutan Cedar diterangkan dalam tablet 4-6. Kisah itu menceritakan petualangan Gilgamesh dan Enkidu bepergian ke timur. Lalu mereka menemukan hutan Cedar dan mengalahkan Humbaba.

Tablet 4

Dalam tablet ke-4 diceritakan perjalanan Gilgamesh ke hutan tersebut. Perjalanan itu memakan waktu selama enam hari. Gilgamesh berdoa dan meminta berkat dewa Shamash. Setelah itu Gilgamesh menerima penglihatan berupa mimpi.
Mimpi pertama tidak dapat diingat dengan jelas. Kedua dia bermimpi menggeluti seekor banteng raksasa yang dapat membelah tanah dengan napasnya. Enkidu menafsikan bahwa Shamash dan banteng itu akan melindunginya.
Untuk mimpi yang ketiga ditafsirkan seperti berikut:
Langit menderu dengan guntur dan bumi berguncang,
Lalu datanglah kegelapan dan keheningan seperti kematian.
Petir menghancurkan tanah dan api berkobar,
Kematian membanjir dari langit.
Ketika panasnya mati dan api padam,
Dataran telah berubah menjadi abu.

Dalam mimpi ketiga ini Enkidu tidak dapat berekspetasi. Lalu mimpi keempat menandakan kemenangan Gilgamesh di pertempuran yang akan datang. Mimpi kelimanya hilang dari ingatan.

Dia memasuki hutan Cedar dengan keraguan. Dewa Shamash turun dari surge untuk memperingatinya bahwa Humbaba tidak tidak menggunakan tujuh perisainya. Sekarang ini Humbaba hanya memakai satu perisai saja.

Ketika Enkidu kehilangan keberaniannya Gilgamesh mengajaknya berkelahi. Mendengar pertikaian tersebut Humbaba bergegas mengusir para penyusup itu. Setelah itu cerita di tablet keempat hilang dan berakhir dengan Gilgamesh yang meyakinkan Enkidu untuk melawan Humbaba.

Tablet 5


Dalam tablet ke-5 mereka mulai memotong pohon cedar. Humbaba menderu dan memperingatkan mereka. Enkidu berteriak bahwa mereka lebih kuat dari Humbaba. Mendengar itu Humbaba menghina Gilgamesh sebagai raja karena menuruti manusia liar Enkidu.

Gilgamesh yang bersembunyi diteriaki oleh Enkidu. Dia diberi keberanian dan akhirnya keluar dari semak persembunyiannya. Lalu pertempuran mereka dengan Humbaba terjadi. Pertempuran itu berat sebelah karena Shamash membantu Gilgamesh. Humbaba pun dikalahkan.

Enkidu meyakinkan Gilgamesh untuk membunuh Humbaba sebelum para dewa turun menghentikannya. Dia pun memenggalkan kepala Humbaba dan mengankatnya dengan pose kemenangan.

Sebelum kematiannya Humbaba sempat berteriak dengan mengutuk Enkidu. Dia berkata seperti ini:
"Sialan kalian berdua, semoga Enkidu tidak hidup lebih lama, semoga Enkidu tidak menemukan kedamaian di dunia ini!"
Beberapa waktu setelah itu Enkidu sakit-sakitan dan meninggal.

Tablet 6


Akibat peristiwa di hutan Cedar, Gilgamesh menarik perhatian seksual dewi Isthar. Ketika Isthar datang untuk melamar Gilgamesh, secara mentah-mentah dia ditolak. Dia bahkan menghina Isthar dan berkata percintaan dengannya akan berakhir dengan kisah buruk.


Isthar memohon pada ayahnya Anu atau An untuk melepaskan banteng surgawi demi membalas Gilgamesh. Dalam tablet ke-6 ini dijelaskan pinta Isthar tersebut, seperti berikut:
Ayah, biarkan aku memiliki Banteng Surga
Untuk membunuh Gilgamesh dan menghancukan kotanya.
Karena jika Kau tidak memberi saya Banteng Surga,
Aku akan menurunkan Gerbang Neraka itu sendiri,
Hancurkan tiang pintu dan ratakan pintu itu,
Dan aku akan membiarkan orang mati pergi
Dan biarkan orang mati berkeliaran di bumi
Dan mereka akan memakan yang hidup.
Orang mati akan membanjiri semua yang hidup!


Pranala Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Cedar_Forest

Comments