![]() |
sumber : https://pixabay.com |
Hutan Cedar dalam mitologi Mesopotamia adalah
ranah suci para dewa. Hutan tersebut di lindungi oleh sesosok monster liar
bernama Humbaba. Hutan itu terletak di Gunung Lebanon dan tidak ada orang yang
berani memotong sebatang pohon pun.
Dalam kisah Epik Gilgamesh, hutan Cedar
diterangkan dalam tablet 4-6. Kisah itu menceritakan petualangan Gilgamesh dan
Enkidu bepergian ke timur. Lalu mereka menemukan hutan Cedar dan mengalahkan
Humbaba.
Tablet 4
Dalam tablet ke-4 diceritakan perjalanan
Gilgamesh ke hutan tersebut. Perjalanan itu memakan waktu selama enam hari.
Gilgamesh berdoa dan meminta berkat dewa Shamash. Setelah itu Gilgamesh
menerima penglihatan berupa mimpi.
Mimpi pertama tidak dapat diingat dengan
jelas. Kedua dia bermimpi menggeluti seekor banteng raksasa yang dapat membelah
tanah dengan napasnya. Enkidu menafsikan bahwa Shamash dan banteng itu akan
melindunginya.
Untuk mimpi yang ketiga ditafsirkan seperti
berikut:
Langit menderu dengan guntur dan bumi
berguncang,
Lalu datanglah kegelapan dan keheningan
seperti kematian.
Petir menghancurkan tanah dan api berkobar,
Kematian membanjir dari langit.
Ketika panasnya mati dan api padam,
Dataran telah berubah menjadi abu.
Dalam mimpi ketiga ini
Enkidu tidak dapat berekspetasi. Lalu mimpi keempat menandakan kemenangan
Gilgamesh di pertempuran yang akan datang. Mimpi kelimanya hilang dari ingatan.
Dia memasuki hutan
Cedar dengan keraguan. Dewa Shamash turun dari surge untuk memperingatinya
bahwa Humbaba tidak tidak menggunakan tujuh perisainya. Sekarang ini Humbaba
hanya memakai satu perisai saja.
Ketika Enkidu
kehilangan keberaniannya Gilgamesh mengajaknya berkelahi. Mendengar pertikaian
tersebut Humbaba bergegas mengusir para penyusup itu. Setelah itu cerita di
tablet keempat hilang dan berakhir dengan Gilgamesh yang meyakinkan Enkidu
untuk melawan Humbaba.
Tablet 5
Dalam tablet ke-5
mereka mulai memotong pohon cedar. Humbaba menderu dan memperingatkan mereka.
Enkidu berteriak bahwa mereka lebih kuat dari Humbaba. Mendengar itu Humbaba
menghina Gilgamesh sebagai raja karena menuruti manusia liar Enkidu.
Gilgamesh yang
bersembunyi diteriaki oleh Enkidu. Dia diberi keberanian dan akhirnya keluar
dari semak persembunyiannya. Lalu pertempuran mereka dengan Humbaba terjadi.
Pertempuran itu berat sebelah karena Shamash membantu Gilgamesh. Humbaba pun
dikalahkan.
Enkidu meyakinkan
Gilgamesh untuk membunuh Humbaba sebelum para dewa turun menghentikannya. Dia
pun memenggalkan kepala Humbaba dan mengankatnya dengan pose kemenangan.
Sebelum kematiannya
Humbaba sempat berteriak dengan mengutuk Enkidu. Dia berkata seperti ini:
"Sialan kalian berdua, semoga Enkidu tidak
hidup lebih lama, semoga Enkidu tidak menemukan kedamaian di dunia ini!"
Beberapa waktu setelah
itu Enkidu sakit-sakitan dan meninggal.
Tablet 6
Akibat peristiwa di
hutan Cedar, Gilgamesh menarik perhatian seksual dewi Isthar. Ketika Isthar
datang untuk melamar Gilgamesh, secara mentah-mentah dia ditolak. Dia bahkan
menghina Isthar dan berkata percintaan dengannya akan berakhir dengan kisah
buruk.
Isthar memohon pada
ayahnya Anu atau An untuk melepaskan banteng surgawi demi membalas Gilgamesh.
Dalam tablet ke-6 ini dijelaskan pinta Isthar tersebut, seperti berikut:
Ayah, biarkan aku memiliki Banteng Surga
Untuk membunuh Gilgamesh dan menghancukan
kotanya.
Karena jika Kau tidak memberi saya Banteng
Surga,
Aku akan menurunkan Gerbang Neraka itu
sendiri,
Hancurkan tiang pintu dan ratakan pintu itu,
Dan aku akan membiarkan orang mati pergi
Dan biarkan orang mati berkeliaran di bumi
Dan mereka akan memakan yang hidup.
Orang mati akan membanjiri semua yang hidup!
Comments
Post a Comment