Humbaba


https://en.wikipedia.org/wiki/Humbaba
sumber : https://en.wikipedia.org


Humbaba adalah sosok monster yang dikenal dalam agama Mesopotamia Kuno. Dia juga dikenal sebagai Humwawa. Humbaba adalah seekor ogre atau gergasi yang mengerikan. Dia juga dijuluki sebagai “Humbaba yang Mengerikan”.

"Ketika dia melihat seseorang, terlihat bayangan kematian." 

"Raungan Humbaba adalah banjir, mulutnya adalah kematian dan napasnya adalah api! Dia dapat mendengar seratus perkumpulan dari setiap (pencuri?) di hutannya! Siapa yang akan turun ke hutannya!"

Humbaba digambarkan memiliki wajah seperti singa. Dalam berbagai cerita wajahnya dituliskan dalam bentuk melingkar. Tulisan tersebut seperti isi dalam perut atau jeroan manusia dan binatang buas.

Dalam Epos Gilgamesh dia dijelaskan memiliki cakar singa, tubuh bersisik duri dan kaki seperti cakar burung. Kepalanya bertanduk seperti banteng liar. Dia juga memiliki ekos singa yang ujungnya berkepala ular.

Dalam museum Slemani dia digambarkan lebih baik. Pengambarannya kira-kira seperti ini:


“Di mana Humbaba datang dan pergi, ada jalan setapak, jalan setapak dalam keadaan baik dan jalannya terinjak dengan baik ... Di seluruh hutan seekor burung mulai bernyanyi: Seekor merpati kayu mengerang, seekor burung merpati penyu memanggil jawaban. Ibu-ibu monyet bernyanyi nyaring, monyet anak muda berteriak: seperti sekelompok musisi dan penabuh genderang setiap hari mereka menabuh irama di hadapan Humbaba.”

Dalam versi cerita ini, Humbaba adalah kekasih para dewa dan sejenis raja di istana hutan. Monyet adalah bentaranya, burung para abdi dalemnya, dan seluruh ruangan singgasananya bernafas dengan aroma resin cedar.

Tablet tersebut kemudian menggambarkan Gilgamesh sebagai agresor yang menghancurkan hutan yang seharusnya tidak perlu. Setelah kematian penyerangan tersebut Humbaba tewas dan kematiannya diratapi oleh Enkidu.

Gilgamesh dan Enkidu berteman setelah pertarungan pertama mereka. Mereka memulai petualangan ke Hutan Cedar di luar pegunungan ketujuh. Gilgamesh bertujuan untuk membunuh Humbaba dengan alasan memakmurkan rakyatnya.

Gilgamesh menipu monster itu untuk memberikan “tujuh sinar". Dia menawarkan saudara perempuannya sebagai istri dan selir. Ketika penjaga Humbaba turun, Gilgamesh memukulnya dan menangkap monster itu.

Setelah dikalahkan, Humbaba meminta Gilgamesh memberi belas kasihan. Tetapi Enkidu malah meyakinkan Gilgamesh untuk membunuh Humbaba. Ketika Gilgamesh menyetujui saran Enkidu, Humbaba mencoba kabur.

Namun sayang kepalanya terpenggal oleh Enkidu dan dalam beberapa versi Enkidu memenggalnya bersama Gilgamesh. Setelah itu kepalanya dimasukkan ke tas kulit dan dibawa ke dewa Enlil.

Dewa Enlil menjadi marah setelah tahu kematian Humbaba. Dia yang menempatkan Humbaba di hutan untuk menjadi penjaga hutan. Setelah itu dia membagikan kembali tujuh kemuliaan atau disebut aura milik Humbaba.

"Dia memberikan aura pertama ke ladang. Dia memberikan aura kedua ke sungai. Dia memberikan aura ketiganya ke tempat tidur alang-alang. Dia memberikan aura keempat untuk singa. Dia memberikan aura kelima ke istana kepada budak berhutang . Dia memberikan aura keenamnya ke hutan (yang memiliki bukit ). Dia memberikan aura ketujuhnya ke Nungal."

Pranala Sumber :

Comments