Gaul atau Galia



Gaul atau Galia(Gallia) adalah sebuah wilayah bersejarah di Eropa bagian barat. Selama Zaman Besi berlangsung tempat iru dihuni oleh bangsa Keltik/Celtic. Wilayahnya meliputi Perancis, Luksemburg, Belgia, sebagian besar dari Swiss, sebagian dari Italia Utara, Belanda dan Jerman.

Area Gallia memiliki luas sekitar 494.000 kilometer persegi. Julius Caesar memberikan Gaul tiga bagian yaitu Gallia Celtica, Belgica dan Aquitania. Di daerah Gaul berkembang sebuah budaya dari Celtic yang disebut La Tene.

Gaul jatuh akibat kekuasaan Romawi. Pada tahun 230 SM, Gallia Cisalpina ditaklukkan. Dilanjutkan pada tahun 123 SM, Gallia Narbonensis juga ditaklukkan. Pada tahun 120 SM, Gaul diserang oleh Cimbri dan Teutons lalu direbut oleh Romawi pada tahun 103 SM. Julius Caesar akhirnya berhasil menundukan wilayah Gaul yang tersisa pada perangnya dari tahun 58 sampai 51 SM.

Romawi menguasai Gaul selama lima abad. Romawi akhirnya terpecah belah dan masa kejayaannya berakhir. Domain Soissons(wilayah Gaul bagian Utara pada kekaisaran Romawi) berhasil ditaklukkan oleh bangsa Frank pada tahun 486 Masehi.

Gallia Celtic sudah kehilangan identitas dan bahasa aslinya. Akhirnya bangsa tersebut menjadi Gallo-Roman. Wilayah Gallia terus menjadi perdebatan pada awal abad pertengahan. Lalu memperoleh identitas baru sebagai Kerajaan Perancis dan menjadikan Hugues Capet sebagai rajanya.

Galia Sebelum Penaklukan oleh Romawi

Sebelum menyebarnya budaya La Tene pada abad ke-5 hingga ke-4 SM, wilayah Perancis Timur berpartisipasi dalam budaya Urnfield. Para peradabannya menerapkan Hallstatt sebagai budayanya. Budaya tersebut ditandai pada pertanian yang telah menggunakan peralatan logam.

Budaya Hallstatt dipengaruhi oleh budaya dari abad ke-7 hingga ke-6 SM. Budaya tersebut adalah Kontinental bangsa Celtic. Lalu setelah pengaruh Mediterania menyebar budaya La Tene mulai dilakukan.

Pada akhir abad ke-5 Sm pengaruh La Tene sangat mendominasi wilayah Gaul. Budaya tersebut terus berkembang selama Zaman Besi Akhir. Pada abad ke-4 sampai ke-3 SM kofederasi klan Gallic melampahui wilayah Gallo-Roman hingga sampai ke bagian Asia.

Pada abad ke-2 SM Romawi menggambarkan Gallia Transalpina berbeda dengan Gallia Cisalpina. Lalu pada penaklukan Gallia oleh Julius Caesar, Gallia dibedakan menjadi tiga etnis. Belgae di utara, Celtae di pusat dan di Armorica lalu Aquitani di barat daya.

Gaul dan Roma

Pada abad ke-2 SM, disepanjang wilayah Mediterania Gaul memilki perkotaan yang luas dan makmur. Kemakmuran Gallia mendorong Romawi menanggapi permintaan Massilia membantuk perang dengan koalisi Latar serta Gallia.

Bangsa Romawi pada 154 SM melakukan intervensi di Galia. Lalu melakukannya lagi pada 125 Sm. Pada 122 SM, Domitius Ahenobarbus berhasil mengalahkan Allobroges diikuti pada tahun berikutnya Quintus Fabius Maximus mengancurkan kota Averni yang dipimpin Bituitus.

Marssilia diizinkan mempertahankan tanah mereka. Namun Romawi mengambil wilayah dari tanah-tanah yang ditaklukkan. Roma menguasai daerah yang membentang dari Pyreness sampai Lembah Rhone. Pada abad 121 SM, Romawi berhasil menaklukkan Provincia(Gallia Narbonensis). penaklukkan ini menyebabkan kekecewaan orang Averni Gallia.

Penklukan Romawi

Tahun 58 SM Jendral Julius Caesar mendorong pasukannya ke Gaul. Aksi itu seolah-olah membantu Gaullish Roma untuk melawan Helvetii yang bermigrasi. Dengan bantuan klan Gallic, Romawi hampir menaklukkan semua wilayah gaul Gaul.

Secara kekuatan militer Gallic memiliki kekuatan yang seimbang dengan Romawi. Namun karena konflik internal antar suku di Gallic. Vercingetorix terlambat menyatukan Gallic sebelum invasi romawi. Kemenangan Romawi telah di dijamin akan mudah oleh Caesar.

Caesar di periksa oleh Vercingetorix di pengepungan Gergovia. Lalu aliansi Caesar dengan Gallic pun pecah. Caesar menangkap Vercingetorix pada pertempuran Alesia. Hal itu mengakhiri perlawanan Gallic ke Roma.

Dari pertempuran tersebut dikalkulasikan ada satu juta korban jiwa. Satu per limanya diprediksi dari Galia. Satu juta korban lain diperbudak. Tiga ratus klan ditaklukkan oleh Romawi dan delapan ratus kota hancur dalam perang Gallic.

Dari kota Avaricum terjadi pembantaian masal. Ada empat puluh ribu jiwa yang tinggal di dalamnya, dibantai semuanya. Sebelumnya Helvetii memiliki 263.000 pasukan. Karena serangan dari Caesar, jumlahnya turun drastis menjadi 100.000. Sebagian besar pasukan Helvetii dijadikan budak oleh Caesar.

Gallo-Romawi

Setelah Romawi singgah di Gaul, budaya yang anda berasimilasi dengan budaya Romawi menjadikannya Gallo-Romawi. Pada abad ke-3 sampai ke-5, Gaul menerima serangan dari bangsa Frank.

Kekaisaran Galia Romawi atau disebut The Galie Empire terdiri dari provinsi Gaul, Britania, dan Hispania. Sebagian besar dihuni oleh kaum pribumi. Beberapa warga dari negera lain juga tinggal di sana seperti Colonica(Romawi) , suku Jerman serta sejumlah imigran contohnya bangsa Alans.

Kepercayaan yang dianut masyarakatnya adalah perpaduan dari Romawi dan Celtic. Kepercayaan tersebut bertahan sebelum muncul faham Kekristenan. Kriten di sana bertahan ribuan tahun seblum terjadi invasi Konstatinopel oleh Ottoman.

Bahasa Galia murni bertahan di Perancis hingga abad ke-6. Catatan terakhir yang ditemukan dengan bahasa Gallic adalah pengancuran berhala oleh orang Kristen. Lalu bahasa Latin mulai dikenalkan dan membentuk dialek Latin Vulgar. Bahasanya berkembang hingga menjadi bahasa Perancis.

Frankish Gaul

Kaum Frank memenangkan pertempuran Soissons tahun 486 M di Gaul. Gaul berada pada kekuasaan Merovingians, raja pertama Perancis. Budaya yang dikembanngkan oleh Kaum Frank di Gaul juga dikenal sebagai Merovingians.

Pranala Sumber :

Comments